Fakta menarik tambang emas freeport – Salah satu tambang emas terbesar di dunia yang berada di tanah papua yang lokasinya berada di kabupaten timika adalah tambang emas Gresberg
Tambang emas ini di kelola oleh PT Freeport Indonesia dan di fasilitasi oleh freeport-Mcmoran.
Di tambang ini juga terdapat perak dan tembaga yang membuat tambang ini begitu kaya dan menjadi banyak incaran.
Menjelang habisnya kontrak tambang ini pada tahun 2021, sempat mencuat kasus Papa Minta Saham yang menjerat ketua DPR RI saat itu Setya Novanto. Mengenai PT Freeport, berikut ini adalah beberapa fakta menarik tentang tambang emas freeport.
6 Fakta Menarik Tambang Emas Freeport Indonesia
1. Berdiri pada tahun 1967
PT Freeport memulai penambangannya sejak april 1967. Sudah lebih dari 140 triliun investasi masuk sejak 40 tahun terakhir. Selama itu pulah telah di bangun berbagai infrastruktur seperti pelabuhan, bandara, pembangkit listrik hingga kota mandiri.
Produksi pertama dari tambang terbuka terjadi sejak 43 tahun silam dengan kapasitas mencapai 238 ton per hari.
2. Terbesar di dunia
Tambang ini merupakan tambang terbesar ke 3 di dunia. Maka dari itu perusahaan terus bersikeras untuk memperpanjang kontrak tambang ini.
Melihat dari data PT Freeport, cadangan tambangan yg sedang di garap mencapai 2,27 miliar ton biji terdiri dari 1,02 persen tembaga, 0,83 gram per ton emas, dan 4,32 gram per ton perak.
Sedangkan data dari ESDM, produksinya mencapai 109,5 juta ton biji pertahun dengan umur tambang 23,5 tahun.
3. Invetasi jangka panjang
Cadangan emasnya yang begitu melimpah membuat PT freeport ingin terus memperpanjang kontraknya. Bahkan mereka sudah mengalokasikan dana sebesar 17,3 miliar dollar amerika untuk di gunakan pengembangan penambang bawah tanah 15 miliar dollar dan 2,3 miliar dollar akan di gunakan untuk membangan smelter.
4. Luas area serta jumlah karyawan
Tambang moderen ini memiliki sistem kontrol satu titik yang mampu mengawasi areal tambang yang luasnya 10.000 hektar serta wilayah pendukung 202 ribu hektar sudah termasuk pelabuhan amamapare di hilir timika. Jumlah karyawan mencapai 12.000 orang.
5. Tidak diolah di dalam negeri
Selama puluhan tahun menambang emas dan mineral lainnya, ternyata hasil tambang tersebut tidaklah diolah di dalam negeri, melainkan di ekspor dalam bentuk kesentrat.
Sehingga pendapatan negara tidak maksimal.
Hal ini pula yang membuat pemerintah melarang ekspor mineral mentah. dengan Undang-undang No 4/2009 tentang Pertambangan Mineral dan Batu Bara yang mewajibkan perusahaan tambang untuk membangun smelter, pengolahan bahan mentah tambang menjadi bahan jadi. itulah sebabnya mengapa Freeport sudah mengalokasikan dana sebesar 17,3 miliar dollar, di mana 2,3 miliar dollar akan di gunakan untuk membangan smelter.
6. Negara Pernah Hanya Menguasai 9,36 Persen saham
Sebelum di era presiden Jokowi, Indonesia hanya menguasai 9,36 persen saham. meski tambang itu berada di negara kita, nyatanya negara tidak mendapatkan mayoritas saham. justru perusahaan Freeport-McMoRan Copper & Gold Inc. tercatat memiliki 81,28 persen, dan sisanya PT Indocopper Investama sebanyak 9,36 persen.